Tradisi yang Tak Pernah Padam: Lomba Gasing Jadi Magnet Pelajar SD di HUT ke-268 Pangkalpinang

Lomba Gasing

Euchemsupply.com – Suara kayu yang beradu dengan lantai dan berputar kencang di atas arena menggema dalam Lomba Gasing tingkat Sekolah Dasar (SD) Kota Pangkalpinang. Acara ini menjadi salah satu puncak perayaan HUT ke-268 Kota Pangkalpinang dan digelar dalam rangkaian Shangkek Timah Pengkal Festival yang berlangsung sejak Rabu hingga Jumat, 26 September 2025.

Read More : Festival Fashion Melayu Pangkalpinang Jadi Ajang Unjuk Kreativitas

Semangat Pelajar untuk Melestarikan Tradisi

Selama tiga hari acara, halaman arena perlombaan dipenuhi sorak riuh para pelajar. Sebanyak 110 peserta, terdiri dari 80 putra dan 30 putri, mewakili 20 sekolah dasar di Kota Pangkalpinang. Para pelajar ini datang dengan membawa gasing kebanggaan mereka. Lengkap dengan tali yang sudah dililit rapi, siap bersaing di lomba gasing.

Meskipun permainan modern semakin dominan, semangat anak-anak untuk menjaga tradisi tetap menyala. Mereka dengan percaya diri melontarkan gasing ke arena. Ini menunjukkan bahwa permainan tradisional tak kalah seru dibandingkan gadget yang populer saat ini.

“Alhamdulillah, meskipun gasing semakin jarang diminati, di Pangkalpinang kami masih bisa mempertahankan tradisi ini. Tahun ini adalah tahun ketiga kami menggelar lomba gasing sejak dihidupkan kembali pada 2023. Setelah sempat mati suri akibat pandemi Covid-19,” ujar H. Agus Md, Ketua sekaligus pendiri Persatuan Gasing Seluruh Indonesia (Pergasi) Bangka Belitung.

Kebangkitan Lomba Gasing Pasca Pandemi

Lomba gasing ini sempat hilang dari kalender kegiatan kota setelah pandemi, namun berkat inisiatif bersama, olahraga tradisional ini kembali digairahkan. Kini, lomba gasing telah menjadi agenda rutin tahunan di Pangkalpinang. Ini membuktikan bahwa permainan ini masih memiliki tempat di hati generasi muda.

Lebih dari sekadar kompetisi, lomba gasing ini diharapkan menjadi media edukasi budaya sekaligus mempererat silaturahmi antar anak-anak. “Ini bukan hanya soal menang atau kalah, tetapi bagaimana kita mewariskan budaya kepada anak-anak kita. Semoga lewat lomba ini, tidak hanya sekadar permainan, tetapi juga identitas budaya Melayu Bangka Belitung yang tetap lestari,” kata Agus.

Baca juga: Kasus Tambang Ilegal Di Babel: Lemahnya Hukum Atau Kompleksitas Sosial?

Menjaga Tradisi untuk Generasi Mendatang

Menurut Agus, antusiasme pelajar menjadi bukti bahwa gasing masih relevan dan diminati oleh generasi muda. “Saya lihat luar biasa semangat anak-anak kita. Ternyata peminatnya masih banyak. Mereka punya gasing sendiri, bahkan ada industri pembuat gasing dan talinya yang tetap bertahan sampai sekarang,” tambahnya.

Dengan semangat yang tinggi, lomba gasing di Pangkalpinang terus menghidupkan tradisi yang telah diwariskan oleh para orang tua, menjaga agar budaya lokal tetap lestari di tengah arus modernisasi.