Euchemsupply.com – Di tengah kesibukan festival Shangkek Timah Pengkal yang diselenggarakan dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-268 Kota Pangkalpinang. Maslinah, seorang perempuan paruh baya, menjadi pusat perhatian. Di balik alat tenun, ia dengan telaten menganyam benang demi benang untuk menghasilkan kain cual, warisan budaya Bangka yang sudah dikenal sejak lama.
Read More : Enam Calon PPPK Paruh Waktu di Pangkalpinang Mengundurkan Diri, Satu di Antaranya Meninggal Dunia
Proses Tenun yang Tidak Mudah
Maslinah merupakan generasi ketiga dari keluarga pengrajin tenun cual yang sudah memproduksi kain khas Bangka sejak tahun 1990. Menurutnya, menenun cual bukanlah pekerjaan mudah. Untuk menghasilkan satu set kain dengan motif sederhana, dibutuhkan waktu sekitar 15 hari. Namun, untuk motif yang rumit, pengerjaan bisa memakan waktu berbulan-bulan.
“Satu set kain sederhana bisa selesai dalam waktu cepat, namun untuk motif yang lebih rumit, pengerjaannya bisa memakan waktu hingga lima sampai enam bulan,” jelas Maslinah. Harga kain tenun cual pun bervariasi, mulai dari Rp2 juta hingga bisa mencapai Rp55 juta tergantung tingkat kerumitannya.
Menembus Pasar Internasional
Tak hanya terkenal di dalam negeri, hasil karya Maslinah telah menembus pasar internasional. Kain cualnya sudah dipamerkan di berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Tiongkok, dan Belanda. “Pemerintah daerah juga banyak membantu. Mereka sering mengajak tamu dari luar negeri untuk mengunjungi rumah produksi kami. Dengan begitu, pemasaran kami juga terbantu,” kata Maslinah.
Harapan untuk Generasi Muda
Maslinah tidak hanya melihat usaha ini sebagai bisnis, tetapi juga sebagai upaya untuk melestarikan warisan budaya. “Saya ingin generasi muda tertarik dan belajar menenun. Saya tidak bisa menenun selamanya, harus ada regenerasi agar tenun cual ini tidak punah,” ujarnya penuh harap.
Baca juga: Kasus Narkoba Besar Di Babel Terungkap, 2 Kg Sabu Disita
Melestarikan Budaya Lewat Tenun
Di tengah arus modernisasi, keberadaan sosok seperti Maslinah menunjukkan bahwa tradisi masih bisa bertahan. Dari benang-benang yang ia rajut, terjalin kisah panjang tentang budaya Bangka yang tak ternilai harganya. Dengan setiap helai tenun, Maslinah mengukir sejarah yang akan terus dikenang oleh generasi mendatang.