Euchemsupply.com – Di tengah gemerlapnya perkembangan teknologi dan permainan modern. Lomba gasing tradisional mampu menarik perhatian ratusan pelajar SD Kota Pangkalpinang. Dalam rangkaian acara Shangkek Timah Pengkal Festival, yang digelar untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-268 Kota Pangkalpinang. Lomba gasing menjadi daya tarik utama bagi para pelajar. Perlombaan yang digelar pada Jumat (26/9/2025) ini menunjukkan bagaimana permainan tradisional bisa tetap relevan di tengah modernitas.
Read More : Imam Hidayat, Pelajar SDN 44 Pangkalpinang, Menjadi Raja Gasing dalam Festival Shangkek Timah Pengkal
Antusiasme Pelajar dan Peserta Lomba
Lomba gasing ini melibatkan 110 peserta. Mulai dari 80 putra dan 30 putri, yang berasal dari 20 sekolah dasar (SD) di Kota Pangkalpinang. Masing-masing peserta membawa gasing kebanggaan mereka, lengkap dengan tali yang telah dipersiapkan dengan rapi. Meski permainan modern semakin mendominasi perhatian anak-anak, semangat untuk menjaga tradisi justru semakin terlihat di arena. Para pelajar tampil percaya diri, melemparkan gasing mereka ke arena lomba, membuktikan bahwa permainan tradisional masih memiliki tempat yang istimewa.
Menurut H. Agus Md, Ketua Persatuan Gasing Seluruh Indonesia (Pergasi) Bangka Belitung. Ini adalah tahun ketiga lomba gasing digelar setelah sempat terhenti selama beberapa tahun akibat pandemi Covid-19. Meskipun minat terhadap gasing sempat menurun, lewat inisiatif bersama. Lomba ini berhasil dihidupkan kembali dan menjadi bagian dari agenda tahunan di Pangkalpinang. Agus merasa bangga dengan antusiasme yang ditunjukkan oleh para pelajar, yang menunjukkan bahwa gasing masih memiliki tempat di hati generasi muda.
Baca juga: Tren Yoga Di Tepi Pantai Pasir Padi Jadi Gaya Hidup Baru Warga
Gasing Sebagai Media Edukasi dan Identitas Budaya
Lomba gasing bukan sekadar kompetisi untuk menentukan pemenang, namun lebih kepada media untuk mengedukasi pelajar tentang pentingnya menjaga dan melestarikan budaya. Melalui perlombaan ini, anak-anak belajar mengenai sportivitas, ketangkasan, serta nilai-nilai budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur. Agus berharap, lomba ini dapat menjadi sarana untuk mewariskan tradisi Melayu Bangka Belitung kepada generasi penerus, sehingga gasing tidak hanya dianggap sebagai permainan, tetapi juga sebagai simbol budaya yang harus terus dilestarikan.
Lomba gasing di Shangkek Timah Pengkal Festival 2025 membuktikan bahwa permainan tradisional masih relevan bagi generasi muda. Dengan antusiasme yang luar biasa dari para pelajar, lomba ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya Melayu Bangka Belitung. Semangat yang ditunjukkan oleh peserta dan pendukungnya menjadikan lomba ini sebagai magnet bagi masyarakat, serta simbol keberlanjutan tradisi yang tak lekang oleh waktu.